Standart Operasional Prosedur, info, cara, dan seputar materi keperawatan, medis dan otomotif. . .terima kasih atas kunjungannya,kembali lagi lain waktu dan juga jangan lupa di bookmarks di browser kalian.

Monday, October 5, 2015

jika telinga kemasukan semut, tetap tenang !

Didha'S blog - BEBERAPA berita beredar di internet. Saat kita tidur di tempat tidur yang banyak bekas makanan, ada semut yang masuk melalui telinga, lalu berhasil mencapai otak hingga penderita meninggal.
Isu lain, serangga menggerogoti organ saat tidak sengaja masuk lewat mulut atau hidung. Sebagian pembaca yang langsung percaya pastilah ngeri. Apakah kita harus menutup lubang telinga, lubang hidung, dan mingkem ketika tidur? Wah, susah bernapas dong.
Dr dr Subagyo Yotopranoto DAP&E, dokter ahli bidang serangga dan penyakit yang disebabkannya itu, membantah pendapat tersebut.

note* jangan menggukanan air untuk mengeluarkan serangga/semut

’’Hewan dari luar yang bisa masuk ke tubuh manusia dan hidup itu adalah cacing. Kebanyakan berupa telur dalam ukuran mikroskopis. Kalau yang kasatmata, saya kira nggak ada,’’ jelasnya.
Sebab, menurut dia, ketika masuk ke tubuh kita, hewan kecil yang kasatmata tersebut pasti telah mati karena cairan-cairan di tubuh.
Dengan begitu, hewan-hewan kecil di sekitar kita tidak perlu diwaspadai? Tidak benar juga. Hewan-hewan superkecil, khususnya serangga, dapat mengganggu kesehatan manusia dengan cara lain. Bahkan bisa mengancam jiwa.
Nyamuk adalah hewan kecil berbahaya yang paling familier. Pada jenis tertentu, nyamuk mengakibatkan demam berdarah, chikungunya, maupun malaria.
Populasi nyamuk yang paling banyak di Pulau Jawa adalah nyamuk Culex.
’’Warnanya hitam saja dan agak besar,’’ kata penyandang gelar Diploma in Applied Parasitology and Entomology tersebut.
Nyamuk Culex, menurut Subagyo, belum terbukti menularkan penyakit di Pulau Jawa.
Nyamuk Culex di pulau terpadat penduduknya di Indonesia itu, jika menggigit, menimbulkan efek bentol dan gatal. Beda cerita bila nyamuk yang menggigit mengakibatkan infeksi jika kita menggaruknya terlalu dalam.

Di tempat lain di Indonesia, Culex jenis tertentu bisa menularkan penyakit kaki gajah, japanese encephalitis, dan west nile. ’’Di Bali, Culex pembawa japanese encephalitis ini menggigit ternak babi. Lalu, virusnya menular melalui babi ke manusia. West nile langsung menyerang otak. Untung, di Indonesia, belum ada,’’ ungkap dokter yang menimba ilmu di Institute for Medical Research Malaysia tersebut. Beberapa wilayah di Indonesia endemis malaria dan demam berdarah.
’’Nyamuk itu tertarik mendekat ke manusia karena dua hal, CO2 yang diembuskan lewat hidung dan bau keringat manusia yang punya komponen asam laktat,’’ papar dosen di FK Unair Surabaya tersebut.
Karena itu, kalau orang jarang mandi atau tubuhnya kotor berkeringat, pasti nyamuk berdengung-dengung di sekitarnya.

Serangga yang juga ’’bikin gemas’’ adalah lalat.

Kadang ia hinggap di makanan, bekas luka, sering juga di ingus, atau kotoran lainnya. Misalnya, lalat pemakan segala (nonblood sucking flies).
’’Jadi, lalat itu ada dua jenis. Lalat pemakan segala dan lalat pengisap darah. Lalat pengisap darah seperti Tabarus dan Chrysops sering dijumpai di kandang hewan, yaitu kandang sapi atau kuda. Tapi, lalat pemakan segala bisa berada di mana saja, di tempat yang jorok,’’ terang dokter yang berdinas di RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut.
Bahaya lalat seperti yang telah banyak diketahui, kaki dan mulutnya hinggap di mana-mana membawa bibit penyakit. ’’Kedua, bahaya ketika lalat tertarik memanifestasikan larvanya,’’ kata Subagyo.

Luka terbuka adalah sasaran empuk untuk manifestasi larva. Luka terbuka yang tidak dirawat pasti menghasilkan cairan-cairan dan jaringan menganga. Bagi lalat, bagian itu adalah sumber makanan. Lalat akan bertelur di sana sehingga telur-telurnya mendapat makanan belimpah.
’’Nanti telur ini menetas di luka terbuka. Ia akan terus makan di lukanya. Larva ini yang biasa dikenal sebagai belatung. Kalau dibiarkan, luka ini makin digerogoti hingga terus bernanah untuk makanan mereka,’’ ujarnya.

Nama penyakit yang disebabkan investasi larva lalat disebut myiasis. Kondisi itu juga bisa terjadi di telinga yang meradang (otitis media purulenta) dan hidung saat pilek berkepanjangan.
’’Semua berasal dari tidak menjaga kebersihan tubuh. Dari hal sepele yang menumpuk, efek yang terjadi bisa menyusahkan, bahkan mengancam nyawa,’’ tuturnya.

No comments:

Post a Comment